Saturday, January 30, 2010

Betapa Seharusnya Saya Bersyukur

Barusan saya pulang dari makan di H. Slamet, Solo. Sewaktu perjalanan pulang saya--sama Faiz--bertemu dengan pengamen, dia tidak kucel seperti pengamen-pengamen lain. Sepertinya dia seumuran dengan adikku, Shifa, dan kelihatannya anak itu masih sekolah, bisa dilihat dari penampilannya dan mengapa dia harus mengamen di malam hari. Karena dia harus sekolah di siang hari? Ya Allah, entah karena saya kangen dengan Shifa atau karena begitu iba dengan anak tersebut saya tadi sempat ingin meneteskan air mata. Mungkin karena saya memang kangen Shifa, tapi dia juga mengingatkan saya betapa beruntungnya saya. Saya di sini, dilahirkan orang tuaku, mempunyai adik-adikku, semua keluargaku, sahabat-sahabatku, yang semuanya menyayangiku. Dengan pakaian yang bisa saya kenakan hingga kuliah di tempat yang saya inginkan dan semua kemudahan-kemudahan yang Engkau berikan, ya Allah.

Alhamdulillah
:)

3 comments:

Anonymous said...

shifa kui sopo?

Anonymous said...

oh, adek mu to... hhehe... gag moco tenanan

MDzulfikar said...

makane di woco tenanan mas, hahaha

Post a Comment